Wednesday 1 September 2010

Not a Love Story, Just a Story About Love Part 3

Seperti halnya pada film-film remaja masa kini, alur cerita ini ga turun terus. Ada fase naiknya (setidaknya menurut gw), yaitu ketika gw di tingkat 4 saat gw agak males dengan sikapnya yang terus menerus seperti itu sama gw. Waktu itu, ceritanya gw sedang mendekati orang lain (tenang aja, nanti ceritanya juga akan ada di blog ini) dan sepertinya dia (Mawar, bukan si "orang lain") mengetahui hal itu.

Ibarat gol Teddy Sheringham di menit 91 waktu Manchester United vs Bayern Muenchen di Barcelona tahun 1999, dia mulai berubah agak drastis. bermula ketika dia tertawa mendengar ocehan gw (yang menurut gw sendiri ga lucu). Dulu, jangankan tertawa mendengar lawakan gw, bahkan tiap kali gw berbicara di depan dia pun dia ga pernah ngeliat muka gw.

Sekarang, setidaknya dia mau ngeliat muka gw, dan kadang tertawa kecil kalo menurut dia ada yang lucu dari gw (lucu di sini maksudnya "funny", bukan "cute".red).

Suatu ketika, kita berdua sempat terkena undian jaga malam di Instalasi Gawat Darurat di sebuah Rumah Sakit tempat rujukan terakhir beragam penyakit di Indonesia. Keadaan waktu itu berbeda 180 derajat dengan keadaan waktu jaga malam terakhir antara gw dan dia (yang diwarnai dengan "kediamseribubahasaan", "kedunkindonutan", 'kesatepadangan" dan "kemartabakdurenan"....). 

Dia mulai negur gw duluan untuk pertama kalinya (walaupun teguran pertamanya adalah minta tolong periksa gula darah pasien diabetes mellitus, but it still made me happy). Dia mulai ngajak bercanda gw untuk pertama kalinya. Dia ngajak makan untuk pertama kalinya (jam setengah delapan malam tepatnya). Jaga malam ketika itu, gw perkirakan akan berakhir dengan indah. Sayangnya, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak (oya, congrats buat Arema Malang, sang juara Indonesia Super League 2010), akhir jaga malam gak seperti yang gw harapkan.


Waktu itu, yang ada di bayangan gw adalah, seperti ini
 "Shift jaga malam kami berakhir, hari sudah agak larut, malam semakin dingin, kompor makin panas, Megan Fox makin oke (Lho?????), gw kemudian menunjukkan sikap gentle dengan menawarkan mengantarkan pulang ke rumahnya dengan jalan kaki, gw mengantar sampai depan rumah, dia bilang terima kasih karena sudah mengantar, dadah-dadahan pelan-pelan, trus dia masuk ke rumah sambil sesekali ngeliat ke belakang untuk memastikan apakah masih ada gw apa nggak, trus pas ngeliat gw masih ada dia senyum bentar , trus dia masuk ke rumah. Kemudian hubungan kita akan semakin membaik sejak saat itu...."

Sementara kenyataannya adalah seperti ini,

Shift jaga malam kami berakhir, hari sudah agak larut, malam semakin dingin, gw pun bertanya,"Lo mau langsung pulang?", dia bilang,"Gak, gw mau ke ATM dulu", gw bilang,"Yaudah gw anterin deh, bahaya juga malem-malem gini lo ke ATM sendirian," dia bilang,"Oh yaudah." Kemudian dia masuk ke box ATM dan gw menunggu di luar. Kemudian hal yang paling buruk itu pun terjadi. Tiba-tiba, sang pria pemilik wanita ini mendatangi gw dan bilang,"Eh, lo jaga bareng Mawar? Dia dimana?" Gw berpikir, lah masa lo ga dikasih tau, gimana ini? Cuma gw akhirnya bilang,"Oh, tuh dia lagi di dalem ATM," kemudian si pria ini bilang,"Oh, makasih". Dan gw akhirnya pulang sambil  berjalan lurus tanpa melihat ke belakang.....Gw sakit.....

Sementara itu, di akhir tingkat 4, kita semua mendapat kewajiban untuk membuat riset (penelitian.red), sebuah kewajiban yang mestinya sudah diselesaikan sejak tingkat pertama namun baru mendapat tempat di waktu kami ketika tingkat 4, karena kesibukan kami akan jadwal sehari-hari (sibuk nonton, sibuk main sepakbola, sibuk jalan-jalan, sibuk makan,dsb). 

Gw kebetulan sudah menyelesaikan riset gw lebih dahulu dari dia, ketika gw bertemu dia di perpustakaan. Dia yang sedang bingung dengan format risetnya. Dia yang sedang bingung dengan rumus-rumus statistik. Dia yang sedang bingung untuk mengubah format word menjadi pdf. Melihat hal itu, gw berinisiatif menawarkan bantuan mengedit risetnya, mengatur format halaman, dan mengubah file rietnya dari word menjadi pdf. Tidak lupa gw meminjamkan dia sebuah buku mengenai statistik untuk membantunya menyelesaikan risetnya itu (buku yang sampai sekarang belum kembali, yang setidaknya membuat gw senang bahwa ada sedikit  bagian dari gw buat dia). Lantai di bawah kaki gw serasa hilang, waktu risetnya selesai dan dia bilang terima kasih banyak sama gw karena udah membantu mengerjakan risetnya itu.

Sejak saat itu, gw merasa hubungan kita menjadi lebih baik lagi....

Dulu, gw pernah ngajak dia chat waktu dia online, dan dia membalas dengan langsung offline....Tapi sekarang dia membalas chat gw dengan lancar......

Sejak itu, gw sering mengomentari status-status fesbuk dia. Status fesbuk dia umumnya diambil dari syair lagu (yang sangat susah untuk diingat untuk pemilik memori seperti gw). Jadi, gw mencari lanjutan dari syair lagu itu di google. lagu-lagu yang umumnya diambil dari lirik lagu beraliran pop alternatif tahun 90-an maupun 2000-an.

Hal ini berlangsung beberapa lama, sampai sepertinya dia sadar kembali setelah gw mengomentari  status dia dengan melengkapi syair lagu yang dia tulis. Dia mengatakan bahwa dirinya akan berusaha mencari lagu yang lebih susah untuk dicari di google. Di sini, gw mulai berpikir bahwa dia sudah menyadari lagi bahwa gw masih menyimpan perasaan.

Sejak itu, hubungan kita merenggang kembali. Interaksi lebih pada bertegur sapa saja, tanpa komunikasi intensif dua arah. Tidak ada lagi dirinya yang tertawa. Dia kembali pada dirinya yang dulu, hm mungkin dengan intensitas penghindaran yang tidak terlampau ekstrem. Mungkin karena di tingkat 5 gw tidak lagi satu kelompok dengan dirinya.

Keadaan ini berlangsung terus, dan menncapai puncaknya ketika dia berkata pada salah seorang temen gw (lagi),"Gw ga suka sama dia (maksudnya gw.red) dan gw bakal antipati sama dia" yang beberapa minggu setelahnya diikuti dengan ucapan dia pada salah seorang temen gw yang berencana mengajak gw untuk ikut jalan-jalan bersama, dia bilang,"Gw ga nyaman kalo ada dia (maksudnya gw.red)". Gw baru sadar, kehadiran dan keberadaan gw pun sudah sedemikian mengganggu untuknya. Hal itu membuat gw semakin sakit....

No comments:

Post a Comment