Tuesday 25 January 2011

Frozen In Time

            Gw percaya, golden period kita untuk menjalin hubungan itu terletak pada 1 menit pertama waktu kita memulai berkenalan dengan orang tersebut. Mengapa? Karena pada 1 menit itulah manusia akan menggunakan naluri alamiahnya untuk merasakan adanya “bahaya” atau tidak. Jika kita menggunakan 1 menit pertama itu dengan baik, niscaya kita dapat melanjutkan ke tahapan hubungan yang selanjutnya. Selanjutnya kita memiliki waktu 7 hari menjadi kenalan, 1 bulan menjadi teman, 3 bulan menjadi sahabat/kekasih.

             Hal ini hanya berlaku jika terjadi di dunia nyata, bukan di dunia maya (SMS,  MIRC, yahoo messenger, BBM, e-mail, Facebook, Twitter, Friendster, dsb). Mengapa? Karena hanya dengan bertemu langsung sajalah kita dapat merasakan setiap detil yang terkandung dari seseorang. Tutur kata, tingkah laku, gestur, kebiasaan, emosi; merupakan hal-hal krusial yang hanya dapat ditemukan dengan kontak langsung. Tulisan tidak dapat menunjukkan hal-hal seperti yang telah gw tulis di atas (meskipun sudah ada Grafologi, tapi ilmu itu hanya dikuasai segelintir orang.red).

(Keadaan terkini yang membuat gw miris adalah banyak pihak yang cenderung menyalahkan perangkat jejaring sosial yang telah gw sebutkan di atas, atas tindak kriminal tertentu. Misalnya begini, 

X adalah seorang siswi SMA kelas 1 yang berwajah manis, berkulit coklat sawo matang, berprestasi dalam pelajaran di sekolahnya, mudah bergaul, ceria, dan rajin membantu orang tuanya. Seperti halnya remaja dan remaji (gw berpikir, jika pemuda ada pemudi, maka remaja pun ada remaji bukan? Red)sebangsanya, X juga aktif di berbagai situs jejaring sosial. X memiliki akun facebook “X Si LutChunAA” dan memiliki akun twitter ”@x_she_chantique”. 

Kemudian ada seorang pria bernama Y, berusia 23 tahun, mengaku mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di ibukota, sedang menyusun skripsi, dan baru putus dengan pacarnya. X bertemu Y di situs jejaring sosial facebook (karena Y sedang mencari-cari wanita-wanita “LutcHu.red). Mereka pun rajin berbalas “wall” dan sering berkirim pesan melalui SMS. Sebulan kemudian, X tiba-tiba menghilang setelah sebelumnya diketahui oleh teman-teman satu sekolahnya (biasanya yang satu geng.red) bahwa X membuat janji untuk bertemu dengan Y. Orang-orang pun (orang tua, teman-teman, media massa.red) berasumsi bahwa X diculik oleh Y. Tiba-tiba media massa menulis bahwa X diculik oleh Y GARA-GARA FACEBOOK...!!!! Tak lama kemudian, lewat twitter beredar ketetapan dari pemerintah, yang menyatakan bahwa Facebook terlarang di Indonesia karena menyebarkan penculikan....!!!! Edan!!!!

Hal yang aneh adalah banyak yang menyalahkan facebook atas kasus hilangnya X. Padahal jika dipikirkan dengan skenario yang berbeda, misalnya X berkenalan dengan Y lewat handphone, atau X berkenalan secara langsung dengan Y karena mereka bertetangga, apakah kemudian handphone akan dilarang? Kita akan berkomunikasi lewat telepon kaleng seperti dulu? Apakah tiap orang selanjutnya tidak boleh berinteraksi? Tidak boleh bertetangga? Sekalian saja tidak boleh punya rumah, semua orang ditempatkan di Asrama Rakyat. Beres. 

Saudara-saudara, kesalahan bukan pada TV anda (Lho?), maksudnya kesalahan bukan pada facebook, melainkan pada pribadi orang itu sendiri, pada orang tua yang tidak memberi rambu-rambu yang jelas pada anaknya, sementara facebook hanyalah perantara. Keadaan ini mirip pepatah “Buruk muka cermin dibelah”. Kita yang salah, namun menyalahkan pihak lain.red)

              Anyway, gw adalah orang yang sangat mudah menjalin hubungan dengan orang lain, dengan catatan hubungan itu berupa pertemanan. Jadi, gw belum pernah berkenalan dengan orang lain, dengan tujuan menjadi pacar, kekasih, suami, atau sebangsanya. Umumnya gw berkenalan sebagai teman. Selain itu, gw tidak pernah berkenalan lewat dunia maya, karena hal-hal yang telah gw ungkapkan sebelumnya. Setidaknya itu yang terjadi sebelum gw bertemu Rani (nama samaran.red), adik kelas gw waktu kuliah....

------------------00000000000000000---------------------

           Seperti halnya senior jomblo di tempat lain, OSPEK merupakan tempat terbaik untuk “hunting”. Setidaknya waktu itu gw dan teman-teman gw seperti itu (contoh yang buruk, jangan ditiru ya.red). Gw dan teman-teman gw sering menunggu di dekat lapangan basket, tempat mahasiswa-mahasiswi baru berdiri, mendapat “petuah” dari senior,  dan menjadi objek perburuan mahasiswa senior yang lajang. Saat itulah gw melihat dia....Meskipun tidak tinggi semampai, namun entah mengapa gw tertarik melihatnya. Gw merasa Allah sedang berbunga-bunga ketika menciptakannya, karena gw merasa nyaman melihatnya.

           Sejak itu, sampai beberapa bulan setelah OSPEK berakhir, gw sesekali bertemu dia di kampus. Well, lebih tepatnya berpapasan, dengan mata gw yang tidak bisa berhenti memandangnya seperti kamera yang sedang “panning”  mengikuti pergerakan sang aktris sampai hilang dari pandangan.
Melihat gw yang seolah-olah sedang berada di dimensi lain, teman-teman gw berusaha menarik gw kembali ke dunia nyata.

Teman gw (sebut saja Robi): "Eh, lo suka sama maba (mahasiswa baru.red) itu ya?"

Gw: "Hm, iya. Kenapa emang?"

Robi: "Hm, mukanya lumayan juga sih. Lo udah kenalan belom?"

Gw: "Belom...."

Robi: :"Udah minta nomer hape?"

Gw: "Belom juga..."

Robi: "Ah, gimana sih??!! Lo masa blom ngapa-ngapain?? Gerak dong..!! Keburu disamber orang baru tau rasa..!!!"

Gw: "Yah, belom saatnya aja kali. Kalo jodoh ga kemana. Gw ga mau terburu-buru lah..."

---------------------00000000000000000---------------------

             Sekitar 4 bulan setelah OSPEK, angkatan gw mengadakan pertandingan sepak bola dengan angkatan dia. Jadi, di universitas kami ada tradisi setiap angkatan mahasiswa baru wajib bertanding sepakbola dengan senior-seniornya dengan waktu dan tempat yang telah disepakati sebelumnya. Gw ikut di situ (believe it or not, gw bisa bermain sepakbola. Setidaknya gw memegang teguh prinsip Kapten Tsubasa yang “Bola adalah Teman”, sehingga gw tidak tega untuk menendang bola tersebut.red), dengan tekad tidak ingin dipermalukan oleh adik kelas, dengan perjuangan bangun jam 4 pagi agar bisa mendapat bis pertama menuju Jakarta, dan untungnya perjuangan itu tidak sia-sia. 

             Dia datang......

            Anyway, meskipun di akhir pertandingan kami kalah 6-1 (memalukan, but everybody’s happy instead.red), buat gw hasil itu cukup menyesakkan. Mengapa? Karena hari itu gw mau bermain untuk dia. Pada kenyataannya? Gw hanya bertahan 45 menit (30 menit energi manusia, 15 menit dibantu makhluk lain sepertinya, karena pandangan gw sudah gelap dan jantung serasa mau meledak.red). I failed to impress her.....

          Meskipun demikian, hal yang selalu ditunggu dari pertandingan junior-senior ini adalah saat-saat di mana semua junior wajib memperkenalkan diri (nama lengkap, asal sekolah, status intuk yang wanita.red). Gw pun tidak sabar menunggu saat itu, saat di mana gw akan mendengar namanya untuk pertama kalinya....

          Waktu dia berdiri,”Nama saya Rani (nama samaran.red).......,” seketika dunia gw membeku....

          Sorenya, sepulang dari pertandingan sepakbola tersebut, seketika gw mencari nama lengkapnya di facebook.

          Tidak ada....

          Gw belum kekurangan akal, kemudian gw mencari dia satu-satu di friends’ list teman gw di facebook (so desperate. I know. Red) 

          And I don’t need a telescope to see that there’s hope and make me feel brave (Tidal Wave by Owl City)

          Found!!!!....Click Add....Waiting for approval....


-------------------000000000000000---------------------

          Keesokan harinya, sekitar jam 3 sore, gw sedang bergegas untuk  memfotokopi makalah yang mesti dikumpulkan paling lambat hari itu, ketika gw berpapasan dengan Rani....

        Dia melihat gw, sepertinya mengenali gw (karena pertandingan sepak bola sehari sebelumnya.red), tersenyum, kemudian melanjutkan langkahnya, menjauhi gw yang sedang bergegas menuju tempat fotokopi dipenuhi penyesalan karena tidak menghentikan langkah gw sejenak untuk menyapanya....

          Sekitar jam 3.30, gw bergegas kembali ke gedung tempat perkuliahan gw untuk menyerahkan makalah di lantai 5. Setelah menyerahkan makalah dan gw berniat turun menggunakan lift untuk kemudian pulang, seketika lift terbuka.....Rani ada di sana!!!!

Gw membeku.....

Rani membeku.....

Gw: (masih membeku, kemudian tersadar) "Eh..." (Eh? Perkenalan macam apa itu???)

Rani: (tersenyum, menganggukkan kepalanya sembari melihat gw yang menunjukkan bahwa dia sepertinya mengenal gw)

Lift kemudian menutup dan naik ke atas menuju lantai 8.....

Seketika gw pun lupa akan niatan untuk pulang dan naik lift berikutnya untuk menyusul Rani ke lantai 8. Untuk apa? Gw sendiri tidak tahu. Yang jelas gw ingin melihatnya sekali lagi.....

Sesampainya di lantai 8, gw melihat Rani sedang berdiri menunggu di depan ruangan dosen. Gw kemudian berjalan melewatinya, sambil memandangnya. Rani melihat gw, kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya (lagi....), dan dunia gw serasa membeku lagi....

Gw pun berjalan melangkah masuk ke dalam ruangan dosen gw tanpa gw sadari, kemudian gw bertemu sekretaris dosen gw itu.

Sekretaris: "Maaf, ada yang bisa saya bantu?"

Gw: "Eh, maaf. Saya salah masuk"

Gw pun berjalan melangkah keluar dari ruangan dosen gw itu. Gw melihat Rani masih ada. Gw berjalan melewatinya, sambil memandangnya (lagi??? Hanya memandang???). Rani melihat gw, kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya (lagi.....), dan dunia gw serasa membeku lagi....

Sesampainya di rumah, gw ber-internet ria, dan melihat ada angka 1 di bagian notification gw. “Rani has accepted your friend request” 

Gw menjadi seperti orang yang tengah berpuasa dan mendengar beduk Maghrib. Senang luar biasa. Harapan selama satu hari tercapai. Makan enak.

Gw diterima menjadi temannya di facebook....

Yang lebih menggembirakan, Rani saat itu sedang online!!!

Gw pun memberanikan diri untuk menyapanya dengan mengajak chat melalui facebook.

Gw: "Eh, lo yang tadi di Gedung A itu kan?"

Rani: "Hehe...Iya kak..."

Gw: "Ooo...Emangnya ngapain di Gedung A? Perasaan mahasiswa baru kuliahnya ga di situ?"

Rani: "Oh, ketemu ayah, kak...."

Gw: "Oh, ayahnya siapa memang?"

Rani: "dr.Randi kak..."

Gw: "Oh itu...Iya gw tau (padahal blom pernah ketemu orangnya)...Eh gimana tadi? Pada cerita soal kemaren ga?"

Rani: "Hm, nggak sih kak..biasa aja...paling ngomongin soal rencana pertandingan selanjutnya..."

Gw: "Emang udah ada rencana di mana?"

Rani: "Mungkin di Sumantri (nama sebuah Gelanggang Olah Raga di Jakarta.red) lagi kak...."

Gw: "Oh, yah kalo bisa jangan yang mahal2 juga kali..."

Rani: "Hehe, iya kak...Ntar disampaikan deh..."

Gw: "Eh, lo lagi modul apa?"

Rani: "Modul Sel dan Genetika sekarang....Ini juga lagi ngerjain tugasnya"

Gw: "Oh gitu, emangnya tugasnya apa? Kali aja gw punya contohnya..."

Rani: (menyebutkan judul tugasnya yang gw sekarang lupa judulnya apa.red) 

Gw: "Bentar gw cari dulu...."

Gw: "Wah, ga ada nih...Sori ya...."

Rani: "Oh gapapa kak....."

(dan perbincangan kita berlangsung selama 1 jam....)

-----------------------000000000000000000------------------------

Keesokan harinya, gw kembali berpapasan dengan Rani waktu gw pulang kuliah (sekitar pukul 6 sore.red). Gw berjalan melewatinya, sambil memandangnya (lagi??? Hanya memandang??? Seriously????). Rani melihat gw, kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya (lagi.....), dan dunia gw serasa membeku lagi....

Malamnya, gw melihat Rani online lagi. Gw pun kembali menyapanya....

Gw: "Eh, tadi ketemu lagi"

Rani: "Hehe, iya kak.."

Gw: "Kok tadi sore bener masih di kampus? Bukannya kuliahnya pagi?"

Rani: "Iya kak, kuliahnya emang pagi..Tapi tadi abis wawancara kak..."

Gw: "Wawancara apa?"

Rani: "Kan mau ikut badan mahasiswa kak, jadi tadi diwawancara dulu..."

Gw: "Oh, kenapa mau ikut badan itu emang? Ga cape tuh nunggu dari pagi sampe sore?"

Rani: "Abis kayanya asik kak, jadi ya dicobain aja dulu.."

(perbincangan hari itu berlangsung selama 30 menit)

---------------0000000000000000---------------

Keesokan harinya gw bertemu Rani di kantin saat istirahat siang. Gw berjalan melewatinya, sambil memandangnya (lagi??? Hanya memandang??? Seriously????). Rani melihat gw, kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya (lagi.....), dan dunia gw serasa membeku lagi....

Sampai di sini gw bingung dengan keadaan gw sendiri. Kenapa gw tidak bisa menyapanya di dunia nyata???

Malamnya kita chatting lagi...

Gw: "Eh, gimana? Ntar jadinya di mana?"

Rani: "Jadinya di Sumantri lagi kak"

Gw: "Kapan ya?"

Rani: "Sekitar 2 minggu lagi kak...Nanti bakal dikasih tau kok..."

Gw: "Oh ok...."

(perbincangan hari itu berlangsung selama 15 menit)

--------------0000000000000000000000-----------------

Keesokan harinya gw tidak bertemu dengan Rani, gw pun tidak melakukan aktivitas chatting...

Sementara itu, teman-teman gw terus menanyakan perkembangan gw dengan Rani (percayalah, jika anda sedang mendekati seorang wanita, semakin sedikit yang mengetahui akan semakin baik.red).

Robi: "Eh, gimana? Udah ada perkembangan blom?"

Gw: "Perkembangan apaan?"

Robi: "Ya tentang lo sama Rani... Gimana?"

Gw: "Ya sempet chatting beberapa kali sih kemaren"

Robi: "Wah, udah lumayan dong...Buruan aja kali...Kalo kelamaan ntar gw samber loh..."

Gw: "Ya pelan-pelan aja kali...Ngapain buru-buru juga..."

Emil (teman gw yang lain): "Yah ntar lo nyesel disamber orang...."

Gw: "Ya kalo jodoh ga kemana kali..."

Emil: "Jangan chatting doang dong...Kalo chatting doang gw juga bisa....Gw aja udah chatting beberapa kali sama si Rani....Lo ikut latihan bola aja sama gw...Si Rani kan manajer bola, jadi dia pasti dateng tuh..."

Gw: "Gile, latian bola kan sampe jam 9 malem...Gimana baliknya gw???"

Emil: "Ya lo berkorban dikit lah...Daripada ntar gw yang dapet..??Kalo demi orang kaya dia sih, pertemanan bisa dikesampingkan...hehe..."

Saat itu gw sadar, gw belum pernah melakukan kontak langsung dengan Rani. Gw belum pernah berbicara langsung dengan Rani. Semua hanya terjadi di dunia maya. Gw sudah menyia-nyiakan golden period yang gw miliki untuk memulai menjalin hubungan dengan Rani. 

Satu minggu kemudian, gw ikut latihan bola, yang berujung dengan tidak bisa pulang dan menginap di kampus. Rani? 

Rani tidak ada......

(to be continued)

13 comments:

  1. Om pantasistod, ane penggemar oom sejak blog ini pertama kali ditulis... Kapan nih projen in taim part 2 dirilis tah?? Ane ama mai prenn udh ga sabar ngeliat perjuangan cinta oom pantasistod kali ini... Btw, lo dokter tapi rangkaian kalimat dan katya kayak penulis novel kawakan... Kip de gut work bro!!!remember, luph will fain yu if yu trai... So don't gip ap on luph!!!

    ReplyDelete
  2. Gw tau nih rani kepanjangan dari apa.. Hahahahaha.. Koq robi bukan kepanjangan jg gan?
    Lo berbakat jd penulis ternyata.. Ane kasih cendol gan..

    ReplyDelete
  3. "Gw percaya, golden period kita untuk menjalin hubungan itu terletak pada 1 menit pertama waktu kita memulai berkenalan dengan orang tersebut. Mengapa? Karena pada 1 menit itulah manusia akan menggunakan naluri alamiahnya untuk merasakan adanya “bahaya” atau tidak. Jika kita menggunakan 1 menit pertama itu dengan baik, niscaya kita dapat melanjutkan ke tahapan hubungan yang selanjutnya. Selanjutnya kita memiliki waktu 7 hari menjadi kenalan, 1 bulan menjadi teman, 3 bulan menjadi sahabat/kekasih."

    --> percaia aja tah.
    in fantasistod we put our beliefness at
    JK LOL

    ReplyDelete
  4. ditunggu sikuwel nya gan fantasistahh

    btw, emil kyknya gw tau deh siapa... wuakakakakakkaka

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  6. Nice blog,, keep it up,, can't wait 4 another sequel..

    ReplyDelete
  7. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  8. Nice blog gan. Lebih tepat lagi langsung tembak inisial aja, dari pada orang jadi su'udzon. Saran gw, hati2 cerita masalah pribadi sama orang lain. Lo bisa jadi bahan gunjingan orang, yg di depan lo mungkin bersikap mendukung. Gpplah gagal, yang penting usaha. Daripada ga mencoba sama sekali trus nyalahin lingkungan dan orang lain pas udah disamber. Mengenai temen2 lo itu, gw punya analisis sendiri. Ada 3 hal yg gw pikirin tentang emil. Pertama dia mungkin udah gregetan liat sikap lo yang ga berani maju padahal rani udah di depan mata, sehingga dia memutuskan untuk manasin lo biar bergerak. Seringkali kita baru nekat ngejar cewe pas ngerasa banyak saingan. Atau kemungkinan kedua, si emil emang suka sama si rani trus nunggu sikap dari elo, yang kalo lambat dan cenderung tidak ada kemajuan bakalan diembat sama dia. Lo lebih bisa menilai lah si emil ini masuk yang mana.
    Nah, ada kemungkinan ketiga dimana terjadi progresivitas dari kemungkinan pertama ke kemungkinan kedua.
    Tentang robi? gw usah pusing mikirin dia. Dia mah tokoh figuran doang yang sangat mungkin suka sama rani tapi lebih ga bisa ngapa2in dari elo

    ReplyDelete
  9. Kelebihan agan fantasista adalah pada usaha kerasnya, dia ibarat tokoh komik adalah naruto.. Jd mending skrg usaha cari yg bs menghargai agan panta lbh..
    Knp agan nicko jd bahas emil yak.. Itu kan ud berlalu dan ane rasa agan panta jg ud melupakannya walaupun mungkin msh kesel hehe.. Mending bantuin agan panta nyari yg baru agan ceko.. Dan knp agan ceko tau byk ttg robi? Apakah itu dirinya coba kita tanya galileo...

    ReplyDelete
  10. @Nicko Perdana: Gw udah bilang dari pertama, di sini gw menggunakan nama samaran. Kalo ujung-ujungnya suúdzon ya rugi di yang suúdzon. Tentang yang menceritakan masalah pribadi, seperti gw bilang di cerita ini, "jika anda sedang mendekati seorang wanita, semakin sedikit yang mengetahui akan semakin baik." Sementara soal yang terakhir, akan ada di sekuel cerita ini...Btw, thanks anyway...

    @All: Makasih udah mau baca...Ditunggu masukannya

    ReplyDelete
  11. aseeeek robi mau dibahas.. jahat tuh dia kayanya gan.. ihiyy.. btw itu komen wiharto bwt emil kan cm bcanda knp dihapus ya.. why so serious? hehe

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. emil syp seh jaad banget. rese. tp itu lumrah tjd bro di dunia ini. bahkan di film jomblo jg dibahas tu. tokoh utama blog ini jg mirip tuh karakternya sm olip. jd lumayan klasik sih ini cerita..hohoho...

    ReplyDelete