Wednesday 15 February 2012

Surat Cinta #3: Cerita Cattleya

                Gw pernah membaca sebuah artikel di internet (di sela-sela browsing bokep, ups maksudnya jurnal ilmiah.red) bahwa beberapa orang mengkategorikan wanita menjadi 3 kelompok. 

 Kelompok pertama, adalah kelompok wanita yang secara fisik biasa saja, seperti masyarakat pada umumnya. Kelompok kedua ini adalah kelompok yang tersering berinteraksi dengan kita, entah itu teman, tetangga, guru, dokter, dan sebagainya.

Kelompok kedua, adalah kelompok wanita yang secara fisik laksana dewi yang singgah dari surga, untuk meninjau lokasi manusia. Kelompok pertama ini adalah kelompok wanita yang 90% pasti disukai laki-laki, misalnya model Victoria’s Secret, Miss Universe dan miss-miss lainnya, artis, dan sebagainya.

Sementara kelompok ketiga, adalah kelompok wanita dengan penampilan biasa saja, namun entah mengapa kita bisa sebegitu menyukainya. Tanpa alasan. Cuma karena cinta.

Kali ini, cerita gw adalah mengenai wanita kelompok dua setengah.

Lho maksudnya?

Ya karena penampilan fisiknya di atas rata-rata wanita pada umumnya, dan gw sangat menyukainya. Surat ini untuk wanita yang bernama  Cattleya (pastinya nama samaran.red)

Ooooooooooooooooooooo

Cattleya ini adalah temen gw dari SMP. Dulu kita pernah sekelas waktu kelas 3. Wajahnya manis dan menampilkan aura kewanitaan yang kuat. Bulu matanya yang lentik bisa membuat laki-laki yang bertatapan dengannya lupa berkedip. Dan kepolosan serta keluguannya bisa membuat siapapun ingin melindunginya.

Hal terakhir inilah, yang membuat persaingan selalu ketat.

Gw sendiri beruntung bisa satu kelas dengannya dan mampu meningkatkan hubungan dari sekadar kenalan, menjadi teman (hal yang seharusnya membuat gw lega, namun ternyata tidak pada akhirnya. Tenang, nanti akan gw ceritakan akhirnya seperti apa.red).

Ooooooooooooooooooooo

Suatu ketika gw melihat Cattleya ini sedang menangis di kelas. Seperti layaknya anak-anak wanita SMP yang lain, tentu saja dia dikelilingi teman-temannya yang membuat gw berpikir sedang ada tahlilan di dalam kelas. Daaaannn, secara tidak sengaja, suara percakapan mereka terdengar oleh gw (sebenarnya karena gw dengan sengaja duduk di dekat mereka.red).

Teman Wanita A (selanjutnya disingkat TWA): “Kenapa sih, lo mesti jadian sama dia?”

Cattleya: (sambil terisak)“Ya abis kasian kann…”

TWA: ”Ya tapi kan lo sendiri yang menderita! Mana tuh cowo sekolahnya gak jelas, muka kayak preman pasar! Liat nih sekarang!!!! Lo dibikin nangis kannn??!!”

Cattleya: “Ya gw mesti gimana atuhhh???”

Teman Wanita B (selanjutnya disingkat TWB): “Putusin ajalah!!!!”

Teman Wanita C (selanjutnya disingkat TWC): “Mending lo jadian sama dia ajahhh!!” (menunjuk gw)

Gw: “HEE???!!!! Serius nih??”

                TWC: “Ya nggaklah, itu cuma spontanitas gw doing tau! Lagipula ngapain juga lo dengerin kita???!!!”

                Dunia memang kejam kawan………

                Akhirnya, Cattleya putus dengan pria itu…..

                Akan tetapi, seminggu setelahnya gw mendengar dia jadian lagi!!!! Dengan pria yang sama!!!!! 

                Alasannya? Karena kasian katanya. Mengetahui hal itu, sebenarnya gw ketika itu berniat menceburkan diri ke Sungai Ciliwung. Kemudian ketika diselamatkan, gw akan memanggil namanya dan memintanya menjadi pacar gw. Tetapi gw batalkan, karena gw tahu Sungai Ciliwung itu dangkal dan banyak batu besar. Yang ada bisa-bisa mati beneran!!! Amit-amit!!!!!

Oooooooooooooooooooooooo

                Waktu SMP, gw duduk sebangku dengan Gani (bukan nama sebenarnya.red). Biasalah seperti halnya rutinitas di zaman sekolah, yang namanya duduk sebangku biasanya akan sering satu kelompok dalam banyak hal. Mengerjakan PR lah, praktikum lah, dan sebagainya. Dan karena itu, gw tidak kaget ketika suatu malam Gani tiba-tiba menelepon gw.

                Gw: “Oy, ada apaan nih? Tumben nelpon gw.”

                Gani: “Mau nanya nih gw, yang PR Bahasa Indonesia itu ada di halaman berapa ya?”

                Gw: “Oh, ada di halaman 115 tuh.”

                Gani: “Ohhh iya ya. Btw gw mau bilang sesuatu nih.”

                Gw: “Apaan?”

                Gani: “Selama ini sebenernya gw suka banget sama Cattleya. Abis dia orangnya manis banget gimana gitu ya….Trus orangnya polos lucu gitu….Makanya gw pengen melindungi dia. Menurut lo gimana???”

                JEGERRRRRR!!!!! Berasa kesamber geledek!!!!! Yang seketika membuat gw tuli, yang membuat omongan Gani waktu itu terdengar seperti ini…

                Gani: ”Selama ini sebenernya gw suka banget sama Cattleya” – JEGERRRRR (suara petir maksudnya.red) – ”bla….bla….bla….was….wes…wos…bla….bla…bla….”

STOP!!!!!!

                Gw kaget dan melamun. Mengapa? Karena saat itu adalah saat-saat dimana gw merasa tambah dekat dengannya. Jadi coba kita kembali mengulas apa saja yang terjadi pada gw dalam masa-masa itu….

Ooooooooooooooooo

                Jadi, sekitar beberapa minggu sebelum kejadian itu, gw semakin sering mengobrol dengan Cattleya. Gw semakin sering duduk sebangku dengannya (lebih tepatnya menginvasi tempat duduk teman sebangkunya.red). Bahkan, dia membuatkan gw puisi dengan kertas file berwarna ungu, yang membuat hidup gw senantiasa dihiasi kata-kata. Yang membuat gw seketika seperti pujangga yang baru pulang dari Lebanon. Bahkan Teman Wanita C sampai pernah berkata,”Kayanya lo berdua cocok deh. Kenapa gak jadian aja sih??” Kata-kata yang membuat wajahnya merah dan membuat gw seharian tertawa sendiri seperti orang gila. Well, love is sure crazy right???? Rangkaian hal itu yang membuat gw seperti disambar petir ketika mendengar Gani menyampaikan hal tersebut kepada gw. Out of all people to be called, why me?????

Oooooooooooooooooooo

CONTINUE!!!!

Lamunan gw tiba-tiba disadarkan oleh kata-kata Gani

                Gani: “Woyyy!!!! Kenapa lo??? Bengong, tidur apa ngapainn??? Gw nanya gak dijawab!!!”

                Gw: “Oh, sori. Tadi gw sambil makan soalnya. Bisa diulang pertanyaannya?”

                Gani:” Ya jadi mending gw tembak aja apa gimana?”

                Another tough question for me. Sebenarnya gw hendak berkata ”Janganlah, mantannya sangar gitu. Lo gak takut apahh??? Lagipula, dia kan gak suka sama lo!!! Udah, jangan terlalu ngarep!!!”. Untungnya gw masih menjunjung tinggi pertemanan, sehingga yang keluar dari mulut gw adalah….

                Gw: “Yaudah, gw yakin lo bisa jadi cowo yang baik buat dia.”

                Gani: “Yaudah deh, nanti gw coba. Makasih ya”

                Satu minggu setelah itu, Cattleya dan Gani berpacaran…..

TO BE CONTINUED…..

Friday 10 February 2012

Surat Cinta #2: Dari Dia Untuk Aku

                Aku sangat berterima kasih ketika kamu bersedia mengantarku pulang, meskipun rumahmu dan rumahku terpisah jarak puluhan kilometer yang bisa membuatmu men-jamak shalat. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih ketika kamu bersedia menungguiku di depan kelas setiap hari, meskipun teman-teman kita sering menertawaimu. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih ketika kamu mengirim pesan singkat kepadaku setiap hari pada pukul 7 malam, meskipun aku tahu dirimu sedang sibuk menjelang ujian akhir nasional ketika itu. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih ketika kamu meneleponku untuk menanyakan kabarku, meskipun aku tahu dirimu meneleponku dari tengah lapangan karena buruknya sinyal di rumahmu. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih kamu membelikanku banyak hadiah, meskipun aku tidak memintanya. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu

                Aku sangat berterima kasih kamu mentraktirku menonton film bersamamu, meskipun aku kurang mengerti filmnya. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih, kamu mengingat hari ulang tahunku dan menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku ketika tengah malam. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih kamu senantiasa mendoakanku tiap malam. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih kamu bersedia membantuku mengerjakan tugasku, meskipun hal itu membuatmu kehilangan waktu istirahat yang berharga. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu.

                Aku sangat berterima kasih kamu bersedia tetap menungguku, meskipun kamu tahu bahwa aku telah bersama orang lain. Akan tetapi, jangan paksa aku untuk mencintaimu…. 

Tuesday 31 January 2012

Surat Cinta #1: Untuk Kamu

                Untuk kamu yang pertama kali kutemui ketika aku mulai bisa mengingat sesuatu. Ya, untuk kamu yang tinggal satu gang denganku. Aku pernah begitu mengagumimu.

                Untuk kamu yang ketika pertama kali bertemu, bisa kuajak menyanyikan lagu “Wind of Change” dari Scorpions. Ya, untuk kamu yang setelah menyanyikan lagu itu, ingin mengajakku pergi ke Moskow untuk menikmati bintang. Aku pernah begitu mengagumimu.

                Untuk kamu yang memiliki rambut panjang laksana mayang terurai, yang tiap pagi senantiasa dikepang oleh ayahmu. Ya, untuk kamu yang juga beralis lentik dan memiliki bola mata sejernih bulir embun. Aku pernah begitu mengagumimu.

                Untuk kamu yang sering bertemu denganku di bus kota sepulang sekolah. Ya, untuk kamu yang ketika bertemu selalu mengajakku duduk bersamamu di dalam bus. Aku pernah begitu mengagumimu.

                Untuk kamu yang sampai sekarang menjadi satu-satunya wanita yang memanggilku “Mas”. Ya, untuk kamu yang senantiasa membuatku melayang menembus stratosfer setiap kali kau panggil dengan sebutan itu. Aku pernah begitu mengagumimu.

                Untuk kamu yang pernah membuatkan bakso untukku. Ya, untuk kamu yang setelah itu kemudian kita bercengkerama selama 2 jam lamanya. Aku pernah begitu mengagumimu.

                Untuk kamu, yang ternyata menganggapku adalah kakak terbaik bagimu. Ya, untuk kamu yang sebulan lalu memberikan undangan pernikahanmu untukku.

Aku pernah begitu mengagumimu….