Thursday 9 September 2010

Kontemplasi Hati

Gw adalah salah satu orang yang tidak percaya akan ungkapan,"Love at First Sight" atau "Cinta Pada Pandangan Pertama" seperti halnya yang diungkapkan Glenn Fredly pada Audy di lagu Terpesona bagian reff-nya (Terpesona...Ku pada pandangan pertama....Dan tak kuasa...Ku menahan rinduku....) Well, buat gw itu bukan cinta. Seperti yang Glenn Fredly bilang, itu namanya terpesona.....

Cinta itu, setidaknya harus melibatkan kangen, takut kehilangan, dan bersedia mengorbankan apapun demi yang dicintainya...Gw ragu ada pria yang mau mengorbankan dirinya untuk mengerjakan tugas kampus seorang wanita yang belum 5 menit dikenalnya...Yah, mungkin aja sih, tapi buat gw pria itu ujung-ujungnya cuma bakal jadi "Budak Cinta" sang wanita, yang berujung pada keadaan sebagai berikut:

         Sang pria akan senantiasa membantu sang wanita mengerjakan tugas kampusnya dengan senang hati, dengan harapan setelah sang pria mengerjakan tugas kampusnya, sang wanita akan senang dan menganggap sang pria telah menyelamatkan dirinya dari siksa kampus yang kejam dan derita duniawi, sang wanita pun menganggap sang pria keren, dan bersedia menjadikannya pendamping hidup, dan mereka hidup bahagia selamanya.....

Itu yang akan terjadi pada cerita-cerita dongeng Hans-Christian Andersen, tapi tidak terjadi di dunia nyata. Pada kenyataannya, setelah sang pria mengerjakan tugasnya, sang wanita hanya akan mengucapkan terima kasih (mungkin beberapa akan mengucapkannya dengan sedikit berlebihan, seperti ," (dengan pandangan berbinar-binar)Wah, thanks banget ya! Kalo ga ada lo, gw ga tau deh apa yang akan terjadi!"-->padahal dia tahu, dia akan kena marah atau mungkin tidak lulus karena hal itu) yang pada akhirnya akan membuat sang pria melayang sampai langit ketujuh dan merasa sudah selangkah lebih dekat untuk menjadi kekasih sang wanita. 

Well, kenyataannya tidak seperti itu. Keesokan harinya jika mereka bertemu kembali, sang pria akan mencoba menyapa sang wanita dengan antusias, dengan harapan sang wanita akan balik menyapa dan mengajak sang pria makan bersama atau pergi bersama.

Sayangnya sang wanita akan seolah-olah mengalami short-term memory loss sehingga tidak bisa menampung ingatan baru bahwa sang pria telah bersusah payah membantunya, telah bermandikan darah dan keringat (oke, darahnya ga ada, gw sedikit berlebihan di situ......) demi menjaga kelangsungan hidup sang wanita tercinta di kampus tersebut (kampus di sini bisa diganti menjadi sekolah, tempat kerja, restoran, atau apapun yang kalian mau), yang menyebabkan sang wanita hanya akan membalas menyapa sekenanya dan di masa yang akan datang, pertemuan tidak akan lebih dari saling menyapa, yang diselingi dengan siklus yang telah saya sebutkan di atas.

Hm, mungkin gw salah jika terlalu meng-"generalisir" semua wanita adalah sama seperti di atas, yah semoga aja tokoh Lulu Tobing di sinetron "Tersanjung" atau Revalina S Temat di sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" beneran ada setidaknya 20 persen aja dari seluruh populasi wanita di muka bumi ini, maka jumlah pria yang memiliki harapan kosong akan berkurang jauh....

Eniwei, gw tetap mengakui bahwa untuk memulai suatu hubungan, perlu melewati fase terpesona terlebih dahulu. Sebuah fase awal yang sulit untuk gw lewati. Kenapa? Hm, karena boleh dibilang tidak ada "It Factor" pada diri gw, yakni sesuatu yang membuat gw beda dan membuat lawan jenis gw berpaling dan tertarik sama gw.

Yah, kalian boleh bilang kalo gw kehilangan sebuah kata "percaya diri" dari kamus gw. Mungkin juga. tapi, yang sebenernya terjadi adalah, gw adalah orang yang sangat percaya diri dengan diri gw. Setidaknya gw pernah berani mendekati seorang wanita paling oke se-SMA (yang akan disebutkan dalam bagian lain dari blog ini), yang sebagian besar orang cuma bisa berharap bersamanya. Well, gw pernah mendekatinya, bahkan  cukup dekat. Yah, meskipun akhirnya tidak berujung pada suatu kebersamaan, but it still gave a bunch of good memories to remember....

Yah, pada kenyataanya saat ini, gw bukannya minim usaha untuk itu. Tapi pada kenyataanya gw memang kurang pengetahuan tentang itu. Seperti halnya anak TK yang mau nyetir mobil tapi dia minim pengetahuan akan mobil, atau seperti Tina Toon yang ingin pintar memasak seperti Farah Quinn tapi tidak tahu aneka resep masakan, gw mau untuk mencoba, tapi gw butuh ilmunya. Yes, I need guidance here.....

Saat ini yang terjadi adalah ketidaktahuan gw akan apa dari diri gw yang bisa ditonjolkan untuk memikat seorang lawan jenis. Yah, lebih tepatnya gw bingung. Gw selalu menimbang masak-masak setiap tindakan gw (khususnya menyangkut hal seperti ini).

Banyak yang bilang,"Lo ini dokter, tenang ajalah, ntar juga banyak yang nempel sama lo!" Guess what, gw nggak mau pasangan gw nantinya suka sama gw karena gw ini dokter. Gw mau dia suka sama gw, ya karena gw apa adanya, buka karena profesi gw (jadi gw mungkin nggak akan kencan sama perawat, bidan, maupun orang lain yang tau gw dokter dan sikapnya berubah 180 derajat setelah mengetahui itu).

Gw mau mendekati seorang wanita sebagai gw, yang pada kenyataanya itu susah. Setidaknya pada wanita yang gw dekati waktu kuliah. Kenapa gw mencoba mencari wanita yang seprofesi dengan gw? Karena gw beranggapan mereka akan memandang gw sebagai gw. Bukan sebagai orang lain. Well, ternyata itu susah.....

Pada kasus Mawar, gw bingung dengan cara pendekatan yang mestinya gw lakukan. Memang pada awalnya gw cuma bisa diam dan melakukan hal-hal yang sebagaimana layaknya dilakukan oleh orang yang jatuh cinta diam-diam, seperti mengetahui detail-detail kehidupan dia.

Gw tahu dia suka sama kwetiau goreng, suka gudeg, suka film (biarpun gw tetep nggak tahu film kesukaannya sampai sekarang), suka baca buku (biarpun gw nggak tahu buku kesukaannya sampai sekarang), suka musik (biarpun gw bingung dengan selera musiknya yang waktu tingkat satu suka bersenandung lagu-lagu hits top forty dan sekarang jadi suka band-band alternatif, but it's ok), suka nulis (hal yang menurut gw sebaiknya dia dalami, she's really good at writing), suka nonton F1 (kalo nggak salah, dia suka Kimi Raikkonen), dan beberapa hal yang mirip sama gw dan membuat gw bangga dengan rahasia kecil bahwa setidaknya ada beberapa kesamaan antara gw dan dia, seperti keinginannya untuk menjadi Dokter Spesialis Jantung, ketidak bisaannya mengendarai sepeda (yeah, gw juga nggak bisa. Ayolah, dunia nggak akan berakhir hanya karena ada yang nggak bisa mengendarai kendaraan tipis berbahan polimer dan aluminium beroda dua itu kan?), serta cita-cita terpendamnya yang sama seperti gw, yakni menjadi seorang wartawan olahraga.

Gw ga pernah bilang ini sama siapa-siapa, karena cuma akan berujung,"Ah, itu kan emang lo aja yang mau dibilang sama." Tapi kenyataannya memang begitu. Gw juga kebetulan mengetahui beberapa lagu yang dia tulis menjadi status di facebook-nya. Lagu-lagu yang kebetulan ada di hape atau komputer gw. Hal ini yang sepertinya membuat dia merasa agak aneh karena segitu niatnya untuk mencari di Google lanjutan dari lirik lagu yang dia tulis itu.

Dia sampai pernah menulis,"Nanti gw bakal nyari lagu yang ngga ada di Google buat jadi status gw". Yah, mungkin gw memang pernah melakukan itu (Googling.red), tapi paling cuma 1-2 kali. Selebihnya ya memang gw tahu lagunya atau kebetulan sedang rajin mendengarkan lagu itu. Di sini, gw merasa stigma negatif darinya untuk gw kian menguat.

Seorang temen gw (sebut saja si Ucup, seorang bule Depok yang mengaku cukup berpengalaman untuk urusan percintaan) pernah bilang bahwa jangan takut cuma sama satu kata tidak atau satu sinyal negatif dari seorang wanita yang dikejar (kedengarannya agak aneh sih, cewek kok disamain kayak ayam).

Satu kata tidak, berarti jalan kita ke situ ditutup, dan kita harus cari jalan lain untuk kesitu (bahkan kadang mesti memutar). Jika kata tidak itu sudah ratusan kali, barulah kita mulai berpikir mencari tujuan baru. Sayangnya, buat gw sepertinya seribu kata tidak belum cukup. Setidaknya meskipun gw berhenti mencari jalan lain, gw tetap menungu. Menunggu keajaiban untuk membawa gw melewati dinding yang ada, sehingga gw bisa mencapai tujuan itu.

Meskipun demikian, kejadian beberapa bulan yang lalu cukup membuat gw sakit. Ceritanya gw dan Mawar secara tidak sengaja ditunjuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua rombongan kami waktu bertugas. Logikanya, gw harusnya merasa senang akan hal ini. Ya iyalah, kapan lagi ada momen yang pas untuk mendekati dia jika bukan pada momen seperti ini. Kapan lagi gw bisa mendekati dia dengan leluasa jika bukan karena momen seperti ini?

Pada kenyataannya tidak demikian. Gw adalah orang terakhir yang ingin hal itu (Gw ketua dan Mawar wakilnya), karena gw memprediksi Mawar akan berpikir macam-macam. Kejadian selanjutnya benar-benar mengiris hati gw. Mawar terlihat sangat tidak senang akan hal ini. Dia menunjukkan ketidak sukaannya dengan situasi ini pada seorang temen gw dengan berkata,"Ah sial, gw ketimpa sial nih! Brengsek banget!@ Pasti si "fantasista" (maksudnya gw.red) yang mengatur ini semua! Parah banget!" 

Sudah cukup sampai di situ? Ternyata tidak sodara-sodara! Sia melanjutkan manuvernya dengan menulis di status facebook-nya yang menyatakan bahwa dia merasa dijebak, dan ada orang yang mengatur ini semua, yang ditutup dengan ungkapan kemarahan dia akan hal itu. Percayalah sodara-sodara, bukan saya yang mengatur itu semua. Mana ada orang yang mengatur agar dirinya jadi ketua? Jadi ketua itu banyak pikirannya. Ribet. Mesti mengatur sana-sini. Mana ada yang mau mengajukan diri untuk direpotkan seperti itu? 

Setelah itu, dapat dibayangkan, beberapa mingu kedepan menjadi minggu-minggu yang cukup menyiksa buat gw. Meskipun gw sudah menulis di status facebook gw yang menyatakan bahwa sebaiknya kita bersikap profesional saja, tapi tetap saja gw nggak bisa melihat matanya.... 

Pertemuan terakhir gw sama dia adalah waktu buka puasa bersama angkatan kami, yang diakhiri dengan acara saling bersalaman. Waktu itu waktu terasa berjalan sangat lambat buat gw. Tiap detik menjelang bersalaman dengannya membuat udara terasa pengap (padahal sebenernya nggak lho, kipas anginnya ada  4!!!). Gw sempet bingung mau salaman apa nggak. Akhirnya ya salaman juga. Satu-satunya hal yang membuat gw tetap bersalaman adalah gw nggak mau dilaknat agama karena memutus tali silaturahmi.

Hal ini sangat menyakitkan gw. Mungkin memang gw nggak punya "It Factor" seperti yang gw kemukakan di atas, yang membuat dia untuk berpaling dan tertarik pada gw. Tapi yang mengganggu pikiran gw adalah, apakah gw segitu buruknya sampai dia merasa bahwa bekerja bersama gw adalah suatu mimpi buruk? Atau sekedar melihat mata gw akan membuat matanya terbakar seperti Cyclops di X-Men? Atau sekedar memberi ruang buat gw untuk mendekatinya adalah salah karena akan membuatnya kehilangan kebahagiaan seperti dicium Dementor di Harry Potter?

Mengapa seseorang bisa sedemikian antipati pada kita, hanya karena kita mencintainya? Sejak kapan mencintai seseorang seperti dia adalah suau kesalahan? Sejauh yang saya tahu lewat agama saya, mencintainya sah-sah saja tuh....Darimana kita tahu seseorang itu akan menjadi pasangan kita di masa depan jika kita tidak ingin mengetahuinya? Seperti halnya percobaan Schrodinger dengan kucingnya, kadang kita perlu membuka kotaknya untuk tahu apakah kucing itu hidup atau tidak (http://en.wikipedia.org/wiki/Schrödinger's_cat-->linknya buat yang mau tau percobaan sebenarnya). 

Mungkin adalah sah-sah saja jika gw adalah seorang psikopat yang gemar membunuh korbannya setelah sebelumnya dijadikan kekasih, atau seorang pemerkosa dengan celana dalam warna hijau yang tiap malam bergerilya mencari wanita. Pada kenyataannya gw adalah seorang pria normal, yang mau mencintai dengan normal.

Adalah nggak adil jika setiap wanita di dunia ini bertindak dengan standar sendiri seperti dia. Yang jika melihat ada seorang pria normal yang menyukainya namun tidak dengan dirinya, akan buru-buru menyetop langkahnya sebelum memulai pengejaran terhadap dirinya. Satu hal yang gw tau, biarpun Bondan Prakoso bilang ,"Ya sudahlah" (bukan yang "Si lumba-lumba!!! Makan api!!!"), tapi di syair lanjutannya dia juga bilang," Ku kan slalu ada untukmu..."

Ya, biarpun gw nantinya berhasil move on (and I will), kapanpun dia minta pertolongan sama gw, gw akan menolongnya dengan 200 persen kekuatan yang gw punya....





8 comments:

  1. kalo mnurut gw,sikapnya mawar uda cukup keterlaluan..terutama yg pas lo jd ktua dan dy wakilnya..dy uda sudzon duluan..dan kalo ga slh,lo pnah crita ke gw kalo lo uda b'usaha blg ke dy kalo itu salah tp dy ttp ga b'ubah..

    fantasista,you have to move on.. lo punya 'it factor',lo cuma blom ktmu cewe yg terpesona dgn 'it factor' lo.. tunggu aja sampe ada yg cewe itu..cewe yg bisa nerima kekurangan dan kelebihan lo..dan bikin lo nyaman dgn smua yg ada di diri lo.. kalo mnurut gw,kelebihan lo yg mgkn bs jd 'it factor' tu lo orgnya lucu,baik bgt,tanggung jwb bgt,dan tulus..

    oia,mnurut gw (no offense) si mawar ga pantes lo perjuangin sampe segitunya..dy uda terlalu sering nyakitin lo.. ayo fantasista,temukan cewe lain yg bs bikin lo bahagia! Semangat!!

    -seorang teman yg jg uda berkali" ngalamin pahitnya mencintai seseorang sampai akhirnya ketemu ama cowo yg bisa bikin bahagia+nerima apa adanya- ;)

    ReplyDelete
  2. Haha kirain agan bubble maho,, kalo kata2 yg paling bawah ga dtls pasti dkira maho,, kalo mnrt ane, selama janur kuning blm nancep di tanah, dan bintang belum bersinar, go for the ptitsa aja agan fantasista!! Lagian skrg bukannya udah dikit2 terbuka jalan sama si malenky koshka itu,, asal jangan ampe jadi bezoomy aje gr2 smua chepooka yang berasal dari devotchka pujaan lo itu, malchick,, btw good luck, grahzny bratchny!!

    ReplyDelete
  3. pertama-tama, terima kasih buat semua komentarnya....

    @Bubble: Yang gw tau, pasangan gw sekarang sedang berlari mendekati gw secepat yang dia bisa. Hanya saja gw gak tau siapa dia. Eniwei, seperti yang gw bilang, Ya sudahlah...Tapi Ku kan slalu ada untukmu....

    @resusitasi: bintang belom bersinar? hmm, bukannya emang selama ini selalu redup ya??? Relax, I won't be a bezoomy orange...and I'll find my perfect soomka for sure.....Anyway, thanks

    ReplyDelete
  4. Dasar yarblockos lo, "soomka" itu ugly woman nyong artinya.. Atau lo emg nyarinya soomka y? Bukan devotchka atau ptitsa? Soomka mah kurang horrorshow, droog. Bratchny malchick...!

    ReplyDelete
  5. @Resusitasi: Yah, I'm not as dobby as you in nadsat languages...Maksudnya devotchka, malchick...Thanks for the corrections anyway....

    ReplyDelete
  6. kabayan fantasista.....
    gw orang menganggap logika harus lebih besar proporsinya dibandingkan perasaan dalam mengambil keputusan.... jadi gak akan ada tuh namanya BUDAK CINTA....
    apa yang lo lakuin udah lebih dari cukup, hanya tidak tepat sasaran... hal-hal yang lo sudah lakuin ke mawar itu sepatutnya lo lakukan kalo mawar itu udah jadi pacar lo... kalo belon jadi siapa2 yah gak usah dibeda2in sama yang laen lah.... apalagi kalo responnya dia udah negatip, lebih gak mau temenan maksud ane gan..
    Harga diri lo sebagai laki2 jangan mau diinjek2 gan... gw percaya lo punya it factor koq,... bahkan super it factor,,, cuman masalah marketing dan packagingnya aja koq gan.... ane dan kawan2 akan senantiasa membantu akan untuk mendapatkan M e l I t A.... oh maksudnya melati... :D

    ReplyDelete
  7. @resusitasi: bahasa clockwork orange ya gan? kocak tuh ane jg demen..

    @fantasista: kisah lo penuh perjuangan dan ketulusan.. pasti lo akan dpt yg terbaik.. tp lo klo milih jgn gelap mata.. dia ga salah jg sih utk ga memberi lo kesempatan karena emg itu hak dia, lo jg ga salah utk kesel krn itu hak lo.. tp yg macem si mawar mah ga usah dikejar lama2 buang2 waktu gan.. mending cari yg bisa liat it factor lo..

    ReplyDelete
  8. it factor = it*l

    tampol aj pake it factor lo.. wkkkwwkkkw

    ReplyDelete