Sunday 12 December 2010

The Casanova Effect....

Tidak semua laki-laki terlahir dengan bakat womanizer alami seperti Casanova (ini biografinya --> http://en.wikipedia.org/wiki/Giacomo_Casanova) atau James Bond (ini biografinya --> http://en.wikipedia.org/wiki/James_Bond)..... Hal ini yang membuat rentang waktu antara proses mendapatkan nomor hape Ima dengan proses meng-sms untuk pertama kali memakan waktu sampai 2 minggu. Percakapan lewat sms untuk pertama kali terjadi saat 26 Desember 2004, pukul 19.15 WIB, di hari ketika Tsunami Aceh terjadi.

Percakapan itu berlangsung kurang lebih sebagai berikut....

Gw--> "Im, liat Metro TV ga? Ada tsunami di Aceh.."  (19.15--> Message sent)
Setelah itu hal yang gw lakukan adalah mematikan hape, kemudian gw simpan di lemari (sebuah hal yang aneh karena dengan mematikan hape, ya kita tidak akan tahu sms kita sudah dibalas atau belum.red). Sayangnya keadaan ini tidak berlangsung lama. 15 menit kemudian gw menyalakan hape, dan ternyata IMA MEMBALAS!!!!!

 Ima--> "Iya ini juga lagi nonton. Serem banget. Kasian juga ya..." (19.25--> Message accepted)
Gw --> "Iya kasian banget, Ima ga ada sodara di Aceh kan?" (19.30--> Message sent)
Ima--> "Alhamdulillah nggak ada. Fantasista emangnya ada?" (19.36--> Message accepted)
Gw--> "Ada juga sodara di Pematangsiantar. Alhamdulillah tsunami-nya ga sampai kesana. Cuma gempanya memang lumayan kerasa katanya." (19.40--> Message sent)
Ima--> "Älhamdulillah atuh kalo ga kenapa-kenapa. Kita doain aja ya, semoga gempanya ga merembet kesana." (19.45-->Message accepted)
Gw--> "Iya, kita sama-sama doain ya..." (20.00--> Message sent)
Dan begitulah, percakapan pertama via sms, yang lagi-lagi sukses membuat gw insomnia.....
-------------------------ooooooooooooo----------------------------

Percakapan pertama via sms itu berlanjut dengan serangkaian percakapan via sms di kemudian hari. Percakapan yang berlangsung seminggu dua kali, tiap hari Rabu dan Sabtu, selalu jam 19.00. Percakapan yang selalu dimulai dengan sms gw,"Im, kumaha damang?".....

Yah, meskipun gw tahu, bahwa mungkin bukan cuma gw yang meng-sms dia, tapi setidaknya gw tahu, gw sudah berhasil membuatnya notice dengan keberadaan gw.

Sejak itu, gw selalu berusaha mencari cara agar "kebetulan" bisa bertemu Ima. Misalnya dengan duduk di depan kelas gw setiap istirahat, karena gw tahu Ima selalu pergi ke kantin tiap istirahat (kadang  memang tidak, tapi setidaknya di depan kelas gw udaranya sejuk.red), atau sengaja ke perpustakaan sepulang sekolah tiap hari Selasa dan Kamis, karena dia sering menghabiskan waktu di sana untuk menunggu waktu les, jadi gw bisa berangkat bareng ke tempat les (and it worked!!!!.red), atau kebetulan pulang bareng setelah les (sebuah alasan yang sangat dibuat-buat, karena jelas-jelas rumah gw di ujung utara Bogor dan Ima rumahnya di ujung timur Bogor.red). Masalahnya keadaan-keadaan ini kadang membuat gw susah sendiri. Misalnya pada suatu ketika, waktu selesai les, waktu itu gw sengaja mau mengantar Ima pulang.

Gw: "Eh, mau pulang Im?"

Ima: "Oh, iya nih. Fantasista ga pulang?"

Gw: "Oh mau ke rumah Sigit (nama samaran.red), mau minjem buku (sebuah alasan yang gw buat, karena gw tau rumahnya Sigit dan Ima berdekatan.red)

Ima: "Oh gitu, rumah Ima sama Sigit kan deket."

Gw: "Wah, bareng aja yuk kalo gitu."

Ima: "Oh boleh, yuk."

Kita akhirnya naik angkot bareng.....Sayangnya cerita belum berhenti sampai di sana.....

Sesampainya di depan kompleks rumahnya....

Ima: "Eh, rumahnya Sigit di gang yang itu, rumahnya Ima di gang ini. Ima duluan ya..."

Gw: "Oh iya, makasih ya..."

Ima: (sambil melambaikan tangan) "Daah..."

Gw: (sambil melambaikan tangan) "Daah... "

Ima pun pergi menuju rumahnya, meninggalkan gw yang masih menatapnya tanpa berkedip....

Tiba-tiba gw tersadar dari lamunan gw, dan gw baru ingat satu hal yang telah menjadi kebiasaan buruk gw sejak lama, yakni gw selalu membawa uang yang hanya cukup untuk ongkos pulang-pergi, sementara sisanya gw simpan di rumah. Jadi, waktu gw memeriksa kantong, gw tidak menemukan apa-apa di sana. Sementara itu, gw juga memiliki kebiasaan buruk lainnya, yakni tidak pernah membawa uang di dompet. Jadi, waktu gw memeriksa dompet, gw hanya menemukan KTP, voucher isi pulsa, dan sejumlah kwitansi (yang pasti tidak ada yang akan laku dijual.red). Gw panik. Bingung memikirkan sejumlah opsi untuk pulang ke rumah.

Opsi pertama adalah ke rumah Ima, bilang gw kehabisan uang, minjem uang, dan pulang dengan selamat.

Opsi kedua adalah ke rumah Sigit, bilang gw kehabisan uang, minjem uang, dan pulang dengan selamat.

Opsi ketiga adalah menghubungi orang rumah gw (orang tua.red), bilang gw kehabisan uang, minta dijemput, dan pulang dengan selamat.

Opsi keempat adalah ke kantor polisi, bilang gw dicopet, minta ongkos, dan pulang dengan selamat.

Waktu gw pikir-pikir lagi, opsi pertama sepertinya tidak mungkin. Biasalah, gengsi. Opsi kedua juga sepertinya tidak mungkin. Kenapa? Karena gw ingat bahwa hari itu Sigit masih di sekolah, ada acara OSIS kalau tidak salah. Opsi ketiga juga tidak mungkin. Kenapa? Karena gw pasti kena marah.

Akhirnya pilihan gw jatuh pada opsi keempat.....

Gw pun akhirnya ke kantor polisi.....

Gw: "Pak, saya barusan dicopet."

Pak Polisi Baik Hati: "Oh begitu? Dicopet di mana?"


Gw: "Di angkot, Pak."

Pak Polisi Baik Hati: "Oh begitu, rumah kamu dimana?"

Gw: "Jauh, Pak. Di Gunung Putri."

Pak Polisi Baik Hati: "Terus sekarang kamu masih punya uang berapa?"

Gw: "Nggak ada, Pak....." (dengan muka memelas)

Pak Polisi Baik Hati: "Hm, gini aja. Sekarang kamu untuk pulang butuh ongkos berapa? Biar saya bantu."  

Gw: "Sepuluh ribu, Pak."

Pak Polisi Baik Hati: "Nih," (menyerahkan uang sepuluh ribu) "Lain kali hati-hati ya. Jangan meleng kalo di angkot."


Gw: (dengan mata berbinar) "Terima kasih, Pak!!! Saya pulang dulu..."


Pak Polisi Baik Hati: "Oke, hati-hati di jalan ya..."

Dan begitulah gw akhirnya bisa pulang dengan selamat....Untuk Pak Polisi Baik Hati, terima kasih banyak ya...Tanpa bantuan Bapak, saya tidak mungkin seperti sekarang. Mungkin saya sekarang sedang ber-"dinas" di Jembatan Penyeberangan Terminal Baranangsiang....


Sejak saat itu, gw selalu membawa uang di dompet.....

----------------oooooooooooooooooo-----------------


2 comments:

  1. ah boong.. sampe 5-6 thn kemudian msh blm berubah.. gyahahaha..

    ReplyDelete
  2. Pas dulu lo crita, gw sempet ga pcaya,, ada ya orang yg sgitu 'sinting'nya gara" cewe,, ;p

    ReplyDelete